MAKALAH SEJARAH NABI BESAR MUHAMMAD SAW



KATA PENGANTAR
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah  ’’Materi PAI SMP/SMA‘’ yang berjudul ’’Materi PAI SMP/SMA Bidang Tarikh ‘’
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen PengajarMuhdi, M.Ag yang telah mempercayakan kami dalam pembuatan makalah ini. meskipun dalam makalah ini  mungkin banyak terdapat kekurangan maupun kekhilafan, Terakhir semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal 'alamin,, .

                                                                                            
                                                                                           
Banjarmasin, 22 maret 2014





BAB II

PEMBAHASAN

SEJARAH NABI BESAR MUHAMMAD SAW  

A.  Mekkah sebelum Islam
Nabi Muhammad Saw diutus Allah Swt ditengah-tengah masyarakat yang peradabannya sangat rendah, masyarakat yang dikenal dengan sebutan masyarakat jahiliyah. Sebelum islam datang masa jahiliyah dianggap sebagai masa yang mengalami kemunduran dalam beragama. Sebab, keimanan yang diwariskan oleh Nabi Ibrahim pada masa itu telah mengalami penyimpangan. Mereka percaya bahwa Allah itu Tuhan, namun mereka juga percaya berhala-berhala Latta, Uzza dan Manat juga Tuhan. Tidak hanya itu mereka juga percaya bahwa batu-batu pun bisa mengabulkan permintaan mereka. Dan mayoritas pada masa itu orang-orang Quraisy Mekkah memeluk kepercayaan ini.
Dalam bidang hukum, masyarakat Mekkah pra islam tidak memiliki aturan hukum yang adil. Yang berlaku adalah “hukum rimba”;”siapa yang kuat dia yang berkuasa”. Pada waktu itu peperangan, penindasan, perbudakan, serta pelanggaran merupakan hal biasa yang sudah kerap terjadi. Kondisi kaum wanita saat itu sangat memprihatinkan kaum wanita dianggap sebagai sesuatu yang tidak berharga, mereka dianggap sebagai aib yang harus disembunyikan. Dalam bidang sosial politik, kondisi masyarakat jahiliyah juga tidak kalah memprihatinkan, pada waktu itu bangsa arab Mekkah terbagi menjadi beberapa golongan dan kabilah-kabilah. Dimana setiap golongan atau kabilah ini bersaing agar menjadi kabilah yang paling kuat dan disegani banyak orang.
Kebiasaan masyarakat Mekkah lainnya adalah berjudi, minuman keras, berzina, mencuri, merampok dll. Zaman itu juga ditandai dengan masyarakat yang buta huruf yang tidak bisa membaca dan menulis.
B.  Nabi Muhammad di utus Menjadi Rasul
Seiring dengan kondisi kota Mekkah yang penuh dengan budaya jahiliyah lahirlah seorang laki-laki yang dipercaya sebagai Nabi penutup yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Mekkah pada waktu itu yang bernama Muhammad pada tanggal 12 Rabi’ul Awal Tahun Gajah yang bertepatan pada tahun 571 M. Munculnya Muhammad sebagai Nabi yang baru sangat mengagetkan, kendati kedatangannya sudah dinanti-nantikan sebelumnya. Hal ini karena tingginya rasa kesukuan dan golongan. Orang yahudi menginginkan nabi baru berasal dari golongan mereka begitu juga halnya dengan golongan lainnya. Dan akhirnya lahirlah nabi baru dari golongan quraisy yang bertolak belakang dengan ajaran mereka.
Menjelang usia 40 tahun Nabi sering berkhalwat di Gua Hira untuk memohon petunjuk kepada Allah Swt, mengenai cara memperbaiki keadaan bangsa Arab yang pada saat itu telah mengalami kehancuran. Setelah lebih sebulan lamanya beliau berkhalwat, tepat pada malam 17 Ramadhan 610 M, datanglah malaikat Jibril kepada Rasulullah ke Gua Hira. Kedatangan wahyu pertama membuat Rasulullah merasa lelah pada tubuhnya. Tubuh beliau menggigil karena dicekam rasa takut yang luar biasa. Dikarenakan beliau baru pertama kali bertemu dengan malaikat jibril. Akhirnya jibril pun membimbing Nabi mengucapkan wahyu pertama   dari Allah Swt, yaitu surah Al-Alaq 1-5, yang berbunyi:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَق
خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَق
 اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya:
1.      Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2.      Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.      Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4.      Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
5.      Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya

Surah Al-Alaq adalah wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad Saw. Dengan peristiwa tersebut, beliau telah diangkat sebagau Rasul. Dan diturunkan Al-Qur’an secara berangsur-angsur dalam kurun waktu 22 tahun, 2 bulan, 22 hari.
C.  Dakwah Secara Sembunyi-sembunyi
Setalah kurang lebih dua setengah tahun, turunlah wahyu kedua yaitu surah Al-Muddassir ayat 1-7, yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ
قُمْ فَأَنْذِرْ
وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ
وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ
وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ
Artinya:
1.      Hai orang yang berkemul (berselimut),
2.      bangunlah, lalu berilah peringatan!
3.      dan Tuhanmu agungkanlah,
4.      dan pakaianmu bersihkanlah,
5.      dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah,
6.      dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.
7.      Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah

Sejak turunnya wahyu tersebut, Nabi Muhammad Saw, melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Hal itu beliau lakukan agar manusia tidak terkejut terhadap ajaran islam yang belum pernah mereka ketahui dan mereka dengar. Sasaran dakwah nabi secara sembunyi-sembunyi adalah para kerabat-kerabat serta sahabat-sahabat yang percaya terhadap kebenaran risalahnya. Nabi menyeru kepada mereka untuk menyembah Allah Swt. Tidak menyekutukanNya, berbuat baik kepada sesama manusia, bersatu padu dan saling membantu.
Selama tiga tahun lebih Nabi Muhammad Saw. menyampaikan dakwah islam, memperkenalkan agama islam secara sembunyi-sembunyi. Meskipun masyarakat masih menolak dan menentang agama islam, namun berkat kegigihan dakwah Nabi Muhammad Saw maka akhirnya banyak yang tertarik dan menyatakan diri masuk agama islam. Khususnya mereka-mereka yang berasal dari kerabat dan sahabat-sahabat beliau yang lebih dikenal dengan sebutan Assabiqunal Awwalun yang diabadikan dalam Al-Qur’an.
Orang yang pertama beriman adalah istri beliau yang bernama Khadijah. Dengan masuknya Khadijah ke dalam agama islam, kekuatan islam makin bertambah, khusunya dalam bidang perekonomian. Khadijah adalah saudagar kaya yang sangat dermawan dan selalu mendukung perjuangan Nabi Muhammad Saw. Setelah masuk islam, seluruh harta Khadijah diserahkan kepada Nabi Saw untuk kepentingan perjuangan islam.
Dari kalangan laki-laki, yang pertama kali beriman adalah Abu Bakar Siddiq. Abu bakar adalah sahabat dekat Nabi yang sangat mengenal sifat dan akhlak Nabi Saw.ia adalah saudagar kaya di kalangan kaum Quraisy. Setelah mendengar penjelasan Nabi Saw tentang ajaran islam, ia langsung percaya dan menyatakan diri masuk islam. Abu bakar adalah sahabat Nabi yang selalu mendengarkan dan membenarkan apa yang dikatakan oleh Nabi Saw. Oleh karena itulah, Nabi memberinya gelar As-Siddiq.
Dari kalangan anak-anak, yang pertama kali masuk islam adalah Ali bin Abi Thalib. Ali adalah sepupu Nabi Muhammad Saw anak paman beliau yang bernama Abu Thalib. Ketika Nabi Saw menerima wahyu, Ali baru berusia 10 tahun. Setelah sekian lama tinggal bersamam beliau, Ali mengenal betul perangai dan akhlak Nabi. Oleh sebab itula, ketika Nabi Muhammad Saw menjelaskan kepadanya tentang ajaran islam, Ali langsung mempercayainya dan menyatakan diri masuk islam.
Dari kalangan hamba sahaya, yang pertama kali masuk islam adalah Zaid bin Harisah. Zaid ini adalah hamba sahaya yang telah dimerdekakan oleh Khadijah dan tinggal bersama Nabi. Setelah merdeka ia diangkat menjadi anak oleh Nabi dan Khadijah. Oleh karena itu, ketika Nabi Muhammad Saw berdakwah dikalangan kerabat keluarga, Zaid langsung menyatakan diri masuk islam.
Selain berdakwah dikalangan para keluarga dan sahabat, Nabi juga berdakwah secara sembunyi-sembunyi terhadap para jema’ah haji yang datang dari luar kota Mekkah, termasuk jema’ah haji dari kota Yastrib (Madinah). Penduduk Yastrib yang pertama kali menyatakan diri masuk islam ada enam orang. Mereka berasal dari suku Khajraj, suku terbesar dan berkuasa di Madinah, yaitu;
1.      As’ad bin Zurarah dari Bani An-Najjar
2.      ‘Auf bin Al-Haris bin Rafi’ah bin Afra dari Bani An-Najjar
3.      Rafi’ bin Malik bin Al-Ajlan dari Bani Zuraiq
4.      Qutbah bin Amir bin Hadidah dari Bani Salamah
5.      ‘Uqbah bin Amir bin Haby dari Bani ‘Ubaid bin Ka’ab
6.      Jabir bin Abdullah bin Ri’ab dari Bani ‘Ubaid bin Ghanam
Setelah menyatakan diri masuk islam dan seusai melaksanakan haji, keenam orang itu segera pulang ke kampung halamannya. Di sana mereka gigih mendakwahkan agama islam, sehingga banyak para penduduk kota Yastrib yang tertarik dan memeluk agama islam. Bahkan, mereka ingin segera bertemu dengan Nabi Muhammad Saw dan berharap dapat menerima langsung ajaran islam dari mulut beliau.
Adapun yang masuk islam dengan melalui perantara Abu Bakar As-Siddiq, antara lain: Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidillah bin Jarrah, Arqam bin Abil Arqam, Fatimah binti Khattab bersama suaminya Said bin Zaid Al-Adawi dan beberapa penduduk Mekkah dan kaum Quraisy lainnya.
Rasulullah membina para pengikutnya di sebuah rumah yang dekat dengan bukit Shafa, yakni rumah Arqam. Di tempat itulah mereka belajar Al-Qur’an dan kandungan maknanya. Di temapat itu juga mereka berdiskusi untuk menemukan jalan agar dakwah islam dapat tersebar luas. Para pengikut Rasul umumnya orang-orang yang miskin, para budak dan mereka yang berhati jernih. Mereka semua cepat menerima hidayah Allah.
D.  Dakwah Terang-Terangan
Setelah melaksanakan dakwah secara sembunyi-sembunyi, maka turun perintah untuk melaksanakan dakwah secara terang-terangan.
Surah Al-Hijr ayat 94, yang berbunyi:
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”

Pertama-tama Rasulullah mengundang kerabat dekat pada sebuah jamuan makan. Dalam kesempatan itu beliau mengajak mereka untuk beriman dan meninggalkan agama berhala. Usai pertemuan, paman beliau bernama Abu Jahal menolak dengan terang-terangan. Dia memaki-maki Rasulullah hingga membuat Abu Thalib murka. Dakwah semakin diperlebar. Pertemuan lebih besar digelar. Di bukit Shafa Rasulullah berteriak memanggil semua penduduk Mekkah. Di depan orang banyak, beliau menyatakan sebagai utusan Allah yang bertugas memberi peringatan kepada manusia. Beliau mengajak mereka untuk menyembah Allah dan meninggalkan berhala. Orang-orang Quraisy marah dan menganggap beliau tidak waras. Namun, beliau tetap tabah dengan makian mereka, bahkan paman beliau yang bernama Abu Lahab ikut berteriak,”celakalah kau Muhammad”. Mendengar perkataan paman beliau tersebut Rasulullah terdiam sesaat dan kemudian beliau membacakan wahyu Allah yang turun ketika itu. Yaitu surah Al-Lahab ayat 1-5 yang berbunyi:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ
Artinya:
1.      Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
2.      Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
3.      Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
4.      Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar.
5.      Yang di lehernya ada tali dari sabut.

Berkat rahmat Allah, masuklah ke dalam agama islam dua orang pemimpin Quraisy yang sangat perkasa yakni Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab. Kedua orang ini pada mulanya menentang dengan agama islam dengan keras. Kehadiran mereka dalam barisan islam menghidupkan semangat kaum muslimin dan menjadi benteng islam. Masuknya Umar bin Khattab ke dalam agama islam itu menimbulkan kejengkelan dan reaksi yang kuat di pihak Quraisy.
E.    Hijrah ke Habsyi dan Taif
Sejak peristiwa itu aksi-aksi menentang dakwah Nabi bermunculan. Orang-orang kaya dan berpengaruh bergabung dan bersekutu untuk menggagalkan berkembangnya islam. Perjalanan dakwah Nabi Muhammad Saw di Mekkah berjalan sangat lamban karena selalu mendapat perlawanan keras dari para tokoh Quraisy. Tidak jarang beliau mendapat cercaan, hinaan, bahkan siksaan secara fisik dan mental dari kaum Quraisy Mekkah. Begitu pula dengan sahabat-sahabat yang telah menjadi muslim. Mereka berjuang mempertahankan akidah islam dengan mempertaruhkan harta benda dan jiwa raga. Tidak sedikit sahabat-sahabat yang gugur dalam siksaan kaum kafir. Seperti Amar bin Yasir, Bilal bin Rabbah, dll.
Menyaksikan banyak para sahabat yang menderita lahir dan bathin, hati Nabi Muhammad Saw terenyuh. Dan rencana-rencana hijrah pun segera disusun agar dapat mengembangkan agama islam ke berbagai penjuru. Nabi memerintahkan para pengikutnya untuk meninggalkan kota Mekkah dengan sembunyi-sembunyi. Bertepatan dengan tahun ke-5 kenabian para kaum muslimin diperintahkan Rasulullah untuk hijrah ke Habsyi. Pada waktu itu, negri Habsyi dipimpin oleh raja yang adil dan bijaksana yang bernama Najasyi. Kaum muslimin hijrah ke Habsyi dalam dua gelombang. Gelombang pertama sebanyak 15 orang, terdiri atas 11 laki-laki dan 4 perempuan. Kemudian disusul gelombang kedua sebanyak 76 orang, terdiri atas 63 laki-laki dan 13 perempuan. Di samping mereka yang berangkat secara berombongan, juga ada yang berangkat dengan sendiri-sendiri, sehingga jumlah keseluruhannya mencapai 101 orang, yaitu 83 laki-laki dan 18 perempuan.
Setelah mengetahui kaum muslimin diterima dengan baik oleh raja Habsyi, para pemimpin kaum kafir Quraisy merasa khawatir akan perkembangan agama islam yang semakin maju. Mereka segera mengutus Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabi’ah untuk menghasut  raja Habsyi beserta penduduknya agar mengusir kaum muslimin dari negeri mereka. namun, dari pihak kaum muslimin, Nabi Saw mengutus Ja’far bin Abi Thalib menghadap raja Najasyi dan menjelaskan perihal sesungguhnya tentang apa yang menimpa kaum muslimin di Mekkah. Namun, Akhirnya raja Najasyi lebih mempercayai penjelasan kaum muslimin dan mengizinkan mereka untuk tinggal di negerinya.
Beberapa waktu setelah kejadian tersebut, tepat pada tahun 10 dari kenabian, Nabi Muhammad Saw ditinggalkan oleh orang-orang tercinta yang selama ini banyak membantu perjuangan dakwah islam, yaitu istri tercinta Khadijah dan pamannya Abu Thalib. Peristiwa ini merupakan cobaan berat bagi Rasulullah. Dua orang yang mencintai dan melindunginya itu telah tiada. Karena kejadian tersebut berada di tahun yang sama, maka tahun tersebut dinamakan dengan tahun kesedihan atau ‘Amul Huzni.
Sepeninggal kedua orang yang tercinta bagi Nabi Muhammad Saw, orang-orang kafir Quraisy semakin meningkatkan tekanan dan siksaannya terhadap Nabi Muhammad Saw dan para pengikutnya. Melihat kondisi yang sangat memprihatinkan ini, Nabi Muhammad Saw bermaksud mengembangkan dakwah islam ke wilayah Taif, daerah sekitar kota Mekkah. Di daerah itu, terdapat suku Bani Tsaqif yang masih memiliki hubungan keluarga dengan Nabi Saw. Nabi Saw berangkat ke Taif secara sembunyi-sembunyi bersama dengan Zaid bin Harisah. Di Taif Nabi Saw berdakwah dikalangan para pemuka Bani Tsaqif dan penduduk disana. Namun, penerimaan mereka tidak seperti yang diharapkan. Masyarakat Taif menolak dakwah Nabi Muhammad Saw dengan sangat kasar dan menerima penghinaan yang sangat kejam mereka mengusir Nabi Saw dan melempari beliau dengan batu sehinnga Nabi Saw dan Zaid terluka parah.
Atas perlakuan penduduk Taif itu, Nabi Muhammad Saw bersama Zaid bin Harisah bersembunyi di sebuah kebun anggur milik dua orang anak yatim piatu bernama Utbah dan Syaibah. Melihat Nabi Saw dan Zaid bin Harisah terluka parah maka mereka merasa iba dan segera memanggil pembantunya bernama Addas agar membawakan sepiring buah anggur segar untuk mereka berdua.
Pada waktu Nabi Saw hendak memakan buah anggur tersebut, beliau membaca kalimah “Bismillahirr-rahmanir-rahim.” Mendengar bacaan tersebut, Addas terheran dan bertanya kepada beliau tentang maksud kalimah itu. Dengan panjang lebar Nabi Saw menjelaskan makna dari kalimah tersebut. Addas pun tertarik dan menyatakan diri masuk islam.
Selama satu bulan di Taif tidak mengalami perkembangan dalam dakwah islam. Maka, Nabi Muhammad Saw memutuskan untuk kembali ke Mekkah. Sesampainya di Mekkah, orang-orang kafir semakin berani menghina dan menyiksa kaum muslimin. Setiap hari banyak para sahabat Nabi Saw yang disiksa secara kejam dan tidak manusiawi. Namun, semua itu tidak menggoyahkan keimanan mereka.
Pada saat yang bersamaan, dengan kegigihan dakwah umat islam di Madinah, agama islam berkembang sangat pesat di kota itu. Dengan alasan itulah kaum muslimin yang tinggal di Mekkah tertarik berhijrah ke Madinah. Setelah melalui beberapa perjanjian Aqabah Rasulullah mengizinkan para sahabat untuk hijrah ke Madinah.
F.   Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah
Sebelum datangnya islam, Madinah tidak pernah mempunyai pemimpin dan pemerintahan resmi atas semua penduduk. Sistem pemerintahan Madinah hanya terbatas pada pemerintahan kepala suku atas anggota-anggota sukunya dan mereka saling bersaing untuk menanamkan pengaruh dalam masyarakat. Persaingan mereka sering menimbulkan permusuhan yang akhirnya menimbulkan peperangan.
Pada tahun 620 M beberapa orang Khajraj pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah Haji. Ketika berada di Mekkah, Nabi Muhammad Saw menemui mereka dikemahnya. Nabi Saw memperkenalkan islam dan mengajak mereka bertauhid kepada Allah Swt. Sebelumnya, mereka pernah mendengar ajaran Taurat dari kaum yahudi. Taurat mengajarkan tentang hari kebangkitan, balasan terhadap semua perbuatan manusia, dan Nabi yang terakhir. Oleh karena itu, mereka merasa tidak asing lagi dengan hal-hal yang disampaikan Nabi Muhammad Saw. Mereka segera menyatakan masuk islam dan berjanji akan mengajak penduduk Madinah untuk masuk islam. Setibanya di Madinah, mereka menyatakan perihal pertemuannya dengan Rasulullah. Mereka juga menceritakan agama dan menjelaskan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw.
Pada tahun 621 M, 10 orang suku Khajraj dan 2 orang suku Aus menemui Nabi Muhammad Saw di Aqabah. Mereka menyatak diri masuk islam dan melakuka bai’at kepada Nabi Muhammad Saw. Peristiwa itu disebut dengan Bai’atul Aqabah yang pertama. Pada musim haji berikutnya 622 M, sebanyak 75 orang rombongan haji Madinah menemui Nabi Saw di Aqabah. Mereka mengajak Nabi Saw hijrah ke Madinah. Pada wakyu itulah terjadi Bai’atul Aqabah yang kedua. Beberapa bulan kemudian, Nabi Muhammad Saw dan kaum muslimin Mekkah hijrah ke Madinah. 

Melihat kaum muslimin melakukan hijrah ke Madinah, kaum kafir Quraisy menjadi gusar. Mereka mencari cara untuk melenyapkan Nabi Muhammad. Mereka mengutus 11 orang pemuda dari kabilah masing-masing untuk mengepung rumah Nabi Muhammad Saw. Akan tetapi, Nabi Saw sudah diberi tahu oleh jibril mengenai hal itu. Pada malam itu, Nabi Muhammad Saw berjaga-jag dan bersiap-siap untuk pergi ke Madinah. Beliau menyuruh Ali bin Abi Thalib untuk menempati tempat tidur beliau. Berkat pertolongan Allah Swt akhirnya Nabi Saw dapat keluar dari rumah pada malam itu. Ketika fajar tiba, mereka menyerbu masuk rumah itu dan terkejut hanya Ali yang ada di rumah itu. Dengan kesal, orang-orang Quraisy segera menyebarkan algojonya untuk melacak jejak Nabi Muhammad Saw.

Setelah keluar dari rumah, Nabi Muhammad Saw pergi menemui Abu Bakar dan memberi tahu kepadanya bahwa mereka harus pergi ke Madinah saat itu juga. Mendengar hal itu, Abu Bakar langsung bersiap-siap untuk kepergian mereka. selanjutnya, mereka bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari tiga malam. Pada malam keempat, mereka keluar dari Gua bersama seorang kafir yang dapat dipercaya yang bernama Abdullah bi Uraiqit. Perjalanan hanya dapat dilakukan di malam hari dan menghindari dari jalan umum. Akhirnya, Nabi Muhammad Saw tiba di Quba pada hari senin, 20 september 622 M setelah menempuh perjalanan selama 7 hari. Beliau menetap di Quba selama 4 hari dan membangun sebuah Masjid Quba.

Pada hari jum’at, 24 september 622 M, Nabi Muhammad Saw meninggalkan Quba. Diperkampungan Bani Salim, Nabi Saw mwngimani Shalat Jum’at yang pertama kali dalam sejarah islam. Sesampainya di Madinah, Nabi Muhammad Saw disambut oleh Bani Najjar yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Nabi Saw dari garis ibu beliau.

G.  Membangun Madinah
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw adalah:
1.      Membangun Masjid
Pada masa Nabi Saw masjid digunakan sebagai pusat kegiatan peribadahan dan penyelenggaraan pemerintahan. Masjid yang pertama kali dibangun Nabi Muhammad Saw di Madinah adalah Masjid Nabawi. Masjid Nabawi dibangun pada bulan Ramadhan tahun 1 Hijriah. Masjid itu dibangun umat islam dengan bergotong royong bahkan Nabi Saw pun ikut serta dalam gotong royong pembuatan Masjid itu.
Selesai dibangun Masjid Nabawi Digunakan Rasulullah sebagai :
a.       Pusat peribadahan
b.      Pusat perencanaan kegiatan masyarakat
c.       Pusat latihan dan pendidikan dari Nabi Muhammad Saw
d.      Menampung kaum Muhajirin dari Mekkah yang kehabisan bekal
e.       Tempat mengadili perkara-perkara yang diselesaikan oleh Nabi Muhammad Saw
   Setelah membangun Masjid Nabawi umat islam berturut-turut membangu Masjid-Masjid yang lain diantaranya: Masjid Jumu’ah, Masjid Gamamah, Masjid Bani Quraizah, Masjid Salman, Masjid Ali.
2.      Mempersaudarakan Kaum Anshar dan Muhajirin
Dengan dibangunnya beberapa Masjid, Nabi Muhammad Saw dapat segera melaksanakan kegiatannya untuk kembali menyebarkan agama islam. Setelah itu, Nabi Saw mempersaudarakan orang-orang dari kaum Anshar dan kaum Muhajirin. Hal itu dilakukan agar kaum Muhajirin mendapat perlindungan yang kuatu di Madinah dan agar mereka dapat hidup dengan rukun dan damai.
3.      Menyusun Undang-Undang
Undang-undang ini lebih dikenal dengan sebutan Piagam Madinah. Adapun ketetapan-ketetapan Piagam Madinah adalah:
1.      Dengan Nama Allah, telah ditetapkan oleh Nabi Muhammad Saw, utusan Allah, bahwa semua orang yang beriman, baik dari suku Quraisy, suku Madinah, maupun dari mana saja, semuanya adalah satu Negara.
2.      Perdamaian dan peperangan akan mengikat semua umat islam. Tidak seorang pun di antara mereka berhak untuk mengadakan perdamaian atau menyatakan peperangan dengan musuh-musuh.
3.      Orang Yahudi yang ikut serta menggabungkan diri dalam negara islam, akan dilindungi dan mempunyai hak yang sama
4.      Orang-orang Yahudi bersama umat islam akan membentuk suatu bangsa campuran dan mereka akan mengamalkan agama mereka sama bebasnya dengan umat islam.
5.      Orang-orang Yahudi dan sekutu umat islam tidak akan mengadakan persetujuan dengan musuh umat islam untuk melawan umat islam.
6.      Semua perselisihan di masa depan diserahkan kepada Nabi Muhammad Saw
H.  Peristiwa-peristiwa yang terjadi di Madinah
1.    Perang Badar
Perang badar merupakan perang terbesar yang dialami Nabi Saw. Perang ini berlangsung pada tanggal 17 Ramadhan 2 H bertempat di dekat sebuah sungai kecil kepunyaan seorang yang bernama Badar, yang terletak antara Mekkah dan Madinah. Karena itulah, perang ini dinamakan dengan perang Badar.
Panglima perang Badar dari Quraisy dipimpin oleh Abu Jahal terkenal dengan orang terkaya di kalangan orang-orang Quraisy. Maka Abu Jahal berusaha mempertahankan kekayaannya. Di samping Abu Jahal terdapat pula tiga panglima lain, yakni Utbah bin Rabfah, Al-Walid dan Syaibah. Mereka menentang kaum muslimin untuk perang tanding satu-satu. Tantangan ini di jawab kaum muslimin melalui Hamzah, Ali dan Ubaidah bin Hans. Perkelahian pun terjadi dan alhamdulillah berkat pertolongan dari Allah kaum muslimin mendapat kemenangan.
2.    Perang Uhud
Perang ini terjadi pada pertengahan Sya’ban tahun 3 H. Tepat di kaki gunung Uhud sebelah Utara Madinah. Sebab terjadinya perang Uhud karena pihak Quraisy ingin membalas kekalahannya pada perang Badar.
Pertempuran dimulai dengan perang tanding antara kaum Quraisy Thalhah bin Abi Thalhah dan dari kaum muslimin adalah Ali. Disusul dengan Usman saudara Thalhah dengan Hamzah. Dan alhamdulillah empat pahlawan dari kaum Quraisy semuanya dikalahkan oleh kaum muslimin yaitu Ali dan Hamzah.
Namun sayangnya, dalam perang Uhud kaum muslimin mengalami kekalahan dikarenakan beberapa prajurit muslimin tidak mentaati perintah Nabi pada saat itu. 70 orang dari pasukan muslimin telah gugur menjadi syuhada diantaranya adalah Hamzah paman Nabi.
Walaupun dalam peperangan Uhud ini kaum muslimin mengalami kekalahan, namun tekad dan semangatnya tetap membara. Kaum muslimin menyusun kekuatan dan strategi langkah selanjutnya yang harus dilakukan.
3.      Perjanjian Hudaibiyah
   Setelah perang berakhir, kaum muslimin yang sudah 6 tahun meninggalkan Mekkah ingin pergi menjenguk Mekkah. Karena pertimbangan itu, Nabi Saw mengijinkan kaumnya untuk berhijrah ke Mekkah yang disambut gembira karena dapat mengerjakan Sholat di Ka’bah dan melaksanakan Umrah. Untuk menghilangkan kecurigaan kaum Quraisy, maka kaum muslimin datang ke sana dengan memakai kain ihram. Tepat pada bulan Zulkaidah, 6 Maret 628 M atau 6 H.
Isi perjanjian Hudaibiyah:
a.       Tidak akan saling menyerang selama 10 tahun
b.      kaum muslimin belum boleh mengunjungi Ka’bah pada tahun itu, tetapi ditangguhkan pada tahun berikutnya
c.       lama kunjungan dibatasi tiga hari saja dan selama itu pihak Quraisy akan mengosongkan kota
d.      kaum muslimin wajib mengembalikan orang-orang Mekkah yang melarikan diri ke Madinah. Dan orang-orang Mekkah tidak wajib mengembalikan orang-orang Madinah tidak wajib mengembalikan orang-orang Madinah yang melarikan diri ke Mekkah
e.       tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan, baik itu kaum muslimin atau kaum Quraisy itu diperbolehkan.

I.     Nabi Muhammad Saw diutus untuk semua Umat
Beliau di utus Allah Swt dengan beberap tugas pokok yaitu:
1.      Mengajarkan Tauhid
Rasulullah Saw mengajarkan untuk mengesakan Allah Swt dan memberantas kemusyrikan yang dilakukan masyarakat Mekkah pada saat itu. Hal itu di jelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 163 sebagai berikut:
وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”

Dalam surah Al-Anbiya ayat 25 ditegaskan sebagai berikut:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدُونِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".

2.      Memberikan kabar gembira dan peringatan
Rasulullah memberikan kabar gembira kepada orang yang beriman kepada Allah Swt dan mengikuti ajaran beliau. Sebaliknya, memberi peringatan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan, kemusyrikan dan kemaksiatan.
Surah Fathir ayat 24, yang berbunyi:
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلا خَلا فِيهَا نَذِيرٌ
“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan”

3.      Memperbaiki Budi pekerti umat manusia
Allah Swt mengutus Nabi Saw untuk meluruskan dan memberikan bimbingan moral kepada mereka. sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
“Sesungguhnya aku diutus Allah untuk menyempurnakan budi pekerti yang baik.(HR.Ahmad Dari Abu Hurairah nomor 8595”

Keluhuran akhlak Nabi Muhammad Saw tercermin dalm seluruh aspek kehidupan beliau. Kecintaannya terhadap umatnya sangatlah besar. Terhadap fakir miskin, anak yatim, kaum yang lemah beliau sangat memerhatikan dan menyayangi mereka. Nabi Muhammad Saw dalam mengajak kaumnya untuk mengerjakan amal kebaikan selalu didahului dengan memberikan contoh teladan yang jelas. Dengan demikian, apa yang diperintahkan beliau dapat dikerjakan dengan mudah oleh umatnya. Sebagai seorang pemimpin, Rasulullah Saw mempunyai otak yang cerdas, pikiran yang jernih, dan pandangan yang luas serta tajam. Hal ini terbukti dengan ajaran-ajaran yang beliau ajarkan. Beberapa ajarannya adalah menjaga keseimbangan antara keseimbangan jasmani dan rohani, kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat, serta kepentingan dunia dan akhirat.
J.     Nabi Muhammad Saw diutus sebagai Rahmatan Lil Alamin
Nabi Saw diutus Allah Swt untuk memimpin umat manusia. Oleh karena itu, Allah Swt menganugerahi kepadanya berbagai macam kelebihan sehingga menjadi figur utama bagi umatnya. Keteladanan beliau bagi umat manusia dalam segala aspek, baik yang berhubungan dunia maupun akhirat.
Allah swt berfirman:  
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(QS.AL-Ahzab:21)

Nabi Muhammad Saw sebagai Rahmatan Lil Alamin. Beliau diutus Allah Swt untuk menyebarluaskan RahmatNya dengan cara memperbaiki akhlak. Pada saat itu masyarakat rusak moralnya, hilang kesopanan dan tata kehidupannya, hilang norma-norma susilanya, dan bahkan jauh menyimpang dari ajaran Allah Swt. Semua itu diberantas dan diperbaiki, kemudian diganti dengan Akhlakul Karimah yang sesuai dengan wahyu Allah Swt. Dengan demikian, masyarakat menjadi damai, rukun, bahagia, sejahtera dan mendapat Ridho Allah Swt.
Firman Allah Swt:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
(QS.AL-Anbiya:107 ).


BAB III

PENUTUP

Simpulan

Hikmah dan teladan yang kita ambil dari Sejarah Nabi Muhammad Saw periode Mekkah dan Madinah antara lain:
1.      Kesabaran beliau menghadapi kaum kafir Quraisy
2.      Beliau adalah pemimpin yang memikirkan umatnya
3.      Beliau seorang yang dikenal dengan kejujurannya sehingga diberi gelar Al-Amin
4.      Beliau seorang pemaaf terbukti dengan sikap beliau memaafkan orang lain yang telah mneyakiti beliau
5.      Tidak membeda-bedakan suku, ras dan agama
6.      Berdakwah dengan lemah lembut
7.      Saling tolong-menolong dengan kebaikan  




DAFTAR PUSTAKA



H.Soepardjo-Ngadiyanto, Materi Akhlak dalam Pendidikan Agama Islam,Solo:Tiga Serangkai Pustaka
Syahlani, Abdul Wahid. PAI SMP Sem I dan II,  Bandung : Arfino Raya
Tim Perguruan Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Pendidikan Agama Islam,  Klaten : Cempaka Putih.
Tim Rahmatika, Sejarah Kebudayaan Islam 3,  Semarang : Aneka Ilmu.
Sugiharto, Sugeng.  Sejarah Kebudayaan Islam,  Solo : PT.Tiga Serangkai.


Posted by سيغيت هداية at 5:08 PM
0 comments:


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Sample Text

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.