MAKALAH KOMPONEN KURIKULUM PAI


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,karena atas rahmat dan karunia-Nya, berupa iman, ilmu, dan kesehatan, sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Adapun judul makalah  ini adalah “Kompnen Kurikulum PAI dalam berbagai perspektif serta tujuan jenis dan factor pengembanganya ”
 Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimna Kompnen-komponen Kurikulum Pendidikan Agama Islam, yang kami sajikan berdasarkan beberapa sumber yang mendukung dalam makalah ini. Kami menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari semua pihak , maka makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.
 Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Kami menyadari bahwa penulisan ini jauh dari sempurna,untuk itu kami memohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan bagi pembaca yang berminat pada umumnya.

                                                                   Baturaja 25 september 2018
                                                                                       Penyusun

                                                                                   Kelompok II
                                                                 
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kurikulum mempunyai dampak pada pengembangan dan juga terhadap proses pendidikan sebagai implementasi kurikulum. Karena setiap istilah dalam kajian ilmiah selalu didasari oleh konsep dan teori tertentu. Konsep dan teori inilah sebenarnya yang membawa dampak terhadap perencanaan, pengembangan maupun implementasi suatu kurikulum
kurikulum nasional mempunyai dampak yang nyata terhadap sistem pendidikan dan sistem sosial suatu negara. Demikian pula terjadi pada kurikulum sekolah dinegara kita. Karena dengan kurikulum dapat diupayakan tebentuknya kepribadian bangsa sesuai yang diidealisasikan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan kurikulum ?
2.      Apa saja komponen-komponen kurikulum dalam Pendidikan Agama Islam ?
C.    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui,bagaimanakah tentang pengertian kurikulum dan apa sajakah komponen-komponen kurikulum Pendidikan Agama Islam.

BAB II
KOMPONEN – KOMPONEN KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A.    Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk pembelajaran siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai.[1]
Menurut Saylor, Alexander dan Lewis (1981), mereka membuat rumusan kurikulum, yaitu :
a.       Kurikulum sebagai rencana tentang mata pelajaran atau bahan-bahan pelajaran.
b.      Kurikulum sebagai rencana tentang pengalaman belajar.
c.       Kurikulum sebagai rancangan tentang tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
d.      Kurikulum sebagai rencana tentang kesempatan belajar.[2]
                                                                                                                   
B.     Komponen – Komponen  Kurikulum
Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya, yaitu : (1). Tujuan, (2). Materi, (3). Metode, dan (4). Evaluasi. Komponen-komponen tersebut, baik secara sendiri sendiri maupun secara bersama-sama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran.
1.      Komponen Tujuan
Tujuan kurikulum adalah arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelenggaraan pendidikan. Dalam setiap kegiatan sepatutnya mempunyai tujuan, karena menuntun kepada apa yang hendak dicapai, tujuan tersebut meliputi :
a.       Tujuan domain kognitif yaitu tujuan yang mengarah pada pengembangan akal dan intelektual peserta didik.
b.      Tujuan domain afektif yaitu tujuan yang mengarah pada penggerakan hati nurani para peserta didik.
c.       Tujuan domain psikomotor yaitu tujuan yang menngarah pada pengembangan ketrampilan jasmani peserta didik.[3]
Sekilas jika diperhatikan dari tujuan diatas merupakan tujuan pendidikan islam, karena antara tujuan pendidikan nasional dengan tujuan pendidikan islam cenderung mempunyai kesamaan yang kuat yaitu menciptakan insani yang
beriman dan bertakwa serta mempunyai pengentahuan intelektual dan ketrampilan. Dan setiap mata pelajaran mempunyai tujuan sendiri dan berbeda dengan tujuan yang hendak dicapai oleh mata ajaran lainnya. Tujuan mata pelajaran merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
2.      Komponen Isi
Komponen Isi dan struktur Progam atau materi merupakan bahan yang diprogamkan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Uraian bahan pelajaran inilah yang dijadikan dasar pengambilan bahan dalam setiap belajar mengajar dikelas oleh pihak guru. Penentuan pokok-pokok dan sub-sub pokok bahasan didasarkan pada tujuan instruksional.[4]
Isi kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a.       Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdidri dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses belajar dan pembelajaran.
b.      Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan pendidikan tersebut.
Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dala hal ini tujuan pendidikan nasional merupakan target tertinggi yang hendak dicapai melalui penyampaian materi kurikulum.[5]
Untuk itu, dalam menentukan isi kurikulum diperlukan keterlibatan ahli bidang studi yang terkait. Merekalah yang dianggap lebih mengetahui mana yang sepatutnya menjadi isi kurikulum.
3.      Komponen Metode
Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Metode atau strategi pembelajaran menempati fungsi yang penting dalam kurikulum, karena memuat tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh siswa dan guru. Karena itu, penyusunannya hendaknya berdasarkan analisa tugas yang mengacu pada tujuan kurikulum dan berdasarkan perilaku awal siswa.[6]
Dengan menggunakan strategi yang tepat dan akurat proses belajar mengajar dapat memuaskan pendidik dan peserta didik khususnya pada proses transfer ilmu yang dapat bditangkap para peserta didik. Akan tetapi penggunaan strategi yang tepat dan akurat sangat ditentukan oleh tingkat kompetensi pendidik.
Menurut Subandijah guru perlu memusatkan pad kepribadiannya dalam mengajar, menerapkan metode yang tepat, dan memusatkan pada proses dengan                                                                                                                             produknya, dan memusatkan pada kompetensi yang relevan. Pada intinya guru harus mengoptimalkan perannya sebagai educator, motivator, manager, dan fasilitator.[7]
4.      Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi sangat penting artinya bagi pelaksanaan kurikulum. Hasil evaluasi dapat memberi petunjuk kepada apakah sasaran yang ingin dituju dapat tercapai atau tidak. Di samping itu, evaluasi juga berguna untuk menilai apakah proses kurikulum berjalan secara optimal atau tidak.
Evaluasi kurikulum sepatutnya dilakukan secara terus menerus. Untuk itu perlu terlebih dahulu ditetapkan secara jelas apa yang akan dievaluasi, dengan menggunakan acuan dan tolak ukur yang jelas pula. Sehubungan dengan rancang bangun kurikulum ini, evaluasi dilakukan untuk mencapai dua sasaran utama, yaitu :
a.       Evaluasi terhadap hasil atau produk kurikulum.
b.      Evaluasi terhadap proses kurikulum.[8]
Evaluasi hasil bertujuan untuk menilai sejauh mana keberhasilan kurikulum dalam mengantarkan siswa mencapai tujuan. Dengan kata lain, evaluasi ini bertujuan menilai keberhasilan pencapaian tujuan. Untuk dapat melakukan evaluasi secara lebih baik, harus dipegang prinsip – prinsip dalam melakukan evaluasi. Prinsip-prinsip itu ialah sebagai berikut :
a.       Evaluasi mengacu kepada tujuan.
b.      Evaluasi dilakukan secara menyeluruh.
c.       Evaluasi harus obyektif.[9]
Melakukan evaluasi dengan berpegang pada prinsip-prinsip diatas dapat melakukan dengan berbagai teknik. Teknik-teknik itu ada kalannya dapat berupa
penggumpulan data obyektif dari siswa, adakalanya dari pandangan orang luar
 ( masyarakat ) terhadap kurikulum yang digunakan di sekolah. Kedua-duanya sepatutnya menjadi dasar pertimbangan evaluasi. Sebab, meski bagaimanapun proses pendidikan itu dampaknya akan dirasakan buka semata-mata oleh anak didik itu sendiri saja, tetapi juga oleh masyarakat yang akan menerima atau memakai lulusan sekolah.
Dengan evaluasi juga dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan, dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan. Evaluasi kurikulum membutuhkan pengumpulan, pemroresan, dan interpretasi mengenai data terhadap program pendidikan.
 Aspek-aspek yang harus dievaluasi, menurut Arich Lewy sesuai dengan tahap-tahap dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
a.       Penentuan tujuan utama
b.      Perencanaan
c.        Uji-coba dan revisi
d.      Uji lapangan
e.       Pelaksanaan kerikulum
f.       Pengawasan mutu[10]
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum, karena kurikulum adalah pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan siswa. Berdasarkan informasi tersebut dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan.[11]

BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Sebagai suatu sistem, kurikulum mempunyai komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengalami proses  pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai target tujuan pendidikan nasional maupun tujuan pendidikan islam. Di dalam kurikulum terdadapat komponen yang tidak bisa dipisahkan karena antar komponen itu saling terkait.
Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik harus bias menciptkan suasana yang kondusif serta mampu memunculkan motivasi peserta didik. Strategi pengajaran mengatur seluruh komponen, baik pokok maupun penunjng dalam sistem pengajaran.

B.      Saran- Saran
Penulisan buku ini di tujukan sekadar bisa menjadi gambaran sekilas, tambahan dan wawasan tentang komponen-komponen kurikulum. Penulis berharap agar bisa menjadi pengetahuan bagi para pembaca dalam memahami kurikulum yamg dilaksanakan.


DAFTAR PUSTAKA

§  Abdulloh, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, PT. Ar-ruzz Media, Yogyakarta, 2010.
§  Ali, Muhammad, Drs., M.Pd., MA., Pengembangan Kurikulum di Sekolah, PT. Sinar Baru, Bandung, 2005.
§  Burhan, Nurgiantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, Yogyakarta : BPF, 1985
§  Dakiir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Yogyakata, PT. Rhineka Cipta, 2004.
§  Hamalik, Oemar, Dr., Kurikulum dan Pembelajaran, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008.
§  Nasution, Pengembangan Kurikulum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993.
                                                                                           

[1]  Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal. 17.
[2]  Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, PT. Sinar Baru, Bandung, 2005, hal. 2-3.
[3]  Dakiir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Yogyakata, PT. Rhineka Cipta, 2004,  hal. 23.
[4]  Burhan Nurgiyantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, Yogyakarta : BPF, 1985, hal. 10.
[5]  Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal. 25.
[6]  Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal. 27.
[7]  Abdulloh, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, PT. Ar-ruzz Media, Yogyakarta,  2010, hal. 56.
56.
[8]  Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, PT. Sinar Baru, Bandung, 2005, hal. 60.
[9]  Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, PT. Sinar Baru, Bandung, 2005, hal. 61-62.
[10]  Nasution, Pengembangan Kurikulum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, hal. 131-132.
[11]  Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal. 29.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Sample Text

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.