KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat
tuhan yang maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-nya sehingga
penyusunan tugas ini dapat diselesaika tepat pada waktunya. Tugas ini disusun
untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah pengelolaan pengajaran
dengan judul “supervisi pendidikan”
Dalam penyelesaian penulisan laporan ini,
penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari pihak,maka tidak berlebihan
kiranya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih, demikianlah
makalah ini disusun semoga bermafaat, kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat saya harapkan.
Penyusun
Kelompok IV
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
belakang
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan
untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa
yang tertuangdalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut
salah satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam
supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika
menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan
pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru
berakar mendalam dalam kehidupan masyuarakat.[1] Untuk menjalankan supervisi diperlukan
kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan
dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahaminya
dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa, sebab yang
diamatinya bukanmasalah kongkrit yang tampak, melainkan memerlukan kepekaan mata batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang
berhubungandengan usaha-usaha menciptakan
kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan
masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja
dan pengawasan mutu pendidikan oleh pengawas satuan pendidikan, tentu
memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini
bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam mengembangkan
mutu kelembagaan pendidikandan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat
melakukan pengelolaan kelembagaan secaraefektif dan efisien.
Dalam makalah supervisi pendidikan ini akan dibahas mengenai
pengertian supervisi pendidikan, tujuan supervisi pendidikan, fungsi supervisi
pendidikan, prinsip dasar supervisi dan tipe-tipe supervisi pendidikan.
- Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian supervisi pendidikan?
2. Apa
sajakah tujuan supervisi pendidikan?
3. Bagaimanakah
fungsi supervisi pendidikan?
4. Apakah
prinsip dasar supervisi?
5. Apa
sajakah tipe supervisi penddikan?
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian
Supervisi Pendidikan
Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “super”
dan “vision” yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan.[2] Jadi supervisi pendidikan dapat diartikan
sebagai penglihatan dari atas. Melihat dalam hubungannya dengan masalah
supervisi dapat diartikan dengan menilik, mengontrol, atau mengawasi.
Supervisi ialah
pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat
meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih
baik.[3] Orang yang melakukan supervisi disebut
dengan supervisor.
Dalam Dictionary of
Education, Good Carter (1959) memberikan pengertian bahwa supervisi adalah
usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas
lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru, merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan pengajaran, metode, dan evaluasi pengajaran (Sahertian,2008:
17).[4]
Konsep supervisi modern
dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai berikut : “Supervision is
assistance in the devolepment of a better teaching learning situation”.
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih
baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi
keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique, method,
teacher, student, an envirovment).[5]
Supervisi pendidikan
adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi
pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar
pada khususnya. Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan
sasaran pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha.
Namun yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula
pembinaan guru.
- Tujuan Supervisi Pendidikan
Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan selalu
mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai tersebut. Pendidikan merupakan salah
satu bentuk kegiatan manusia yang memiliki tujuan yang ingin dicapai dari
proses pelaksanaanya.
Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat membantu
mencari dan menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih evektif. Kita
tidak dapat berbicara tentang efektivitas suatu kegiatan, jika tujuannya belum
jelas. Tujuan supervisi pendidikan adalah:
1. Membantu Guru agar dapat
lebih mengerti/menyadari tujuan-tujuan pendidikan di sekolah, dan fungsi
sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.
2. Membantu Guru agar mereka
lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi
siswannya; supaya dapat membantu siswanya itu lebih baik lagi.
3. Untuk melaksnakan
kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis dalam rangka meningkatkan
kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan hubungan antara staf yang
kooperatif untuk bersama-sama meningkatkan kemampuan masing-masing.
4. Menemukan kemampuan dan
kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta mengembangkan kemampuan itu dengan
memberikan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuannya.
5. Membantu guru meningkatkan
kemampuan penampilannya didepan kelas.
6. Membantu guru baru dalam
masa orientasinya supaya cepat dapat menyesuaikan diri dengan tugasnya dan
dapat mendayagunakan kemampuannya secara maksimal.
7. Membantu guru menemukan
kesulitan belajar murid-muridnya dan merencanakan tindakan-tindakan
perbaikannya.
8. Menghindari
tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak wajar; baik
tuntutan itu datangnya dari dalam (sekolah) maupun dari luar (masyarakat).[6]
Menurut Hasbullah (2009: 12), fungsi dan tujuan supervisi
pendidikan adalah sebagai berikut.
a. Sebagai arah
pendidikan. Dalam hal ini, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha,
sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang
kepada situasi berikutnya. Sebagai contoh, guru yang berkeinginan membentuk
anak didikanya menjadi manusia yang cerdas maka arah dari usahanya ialah
menciptakan situasi belajar yang dapat mengembangkan kecerdasan.
b. Tujuan sebagai titik akhir.
Dalam kaitan ini, apa yang diperhatikan adalah hal-hal yang terletak pada jangkauan
masa datang. Misalnya, jika seorang pendidik bertujuan agar anak didiknya
menjadi manusia yang berakhlak mulia, tentu penekanannya di sini adalah
deskripsi tentang pribadi akhlakul karimah yang diinginkannya tersebut.
c. Tujuan sebagai titik
pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujuan pendidikan yang satu dengan
yang lain merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
d. Memberi nilai pada usaha
yang dilakukan. Dalam konteks usaha-usaha yang dilakukan, kadang-kadang
didapati tujuannya yang lebih luhur dan lebih mulia dibanding yang lainnya.
Semua ini terlihat apabila berdasarkan nilai-nilai tertentu.[7]
Tujuan supervisi pendidikan ialah mengembangkan situasi belajar
mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.[8]
Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran (Neagly &
Evans, 1980; Oliva, 1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986;
Glickman, 1990). Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan
bimbingan kepada guru dan
staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar
.
- Fungsi Supervisi Pendidikan
Menurut Swearingen
(Sahertian, 2008: 21) terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
1. Mengkoordinasi semua usaha
sekolah
Usaha-usaha sekolah
meliputi:
a. Usaha tiap guru
Guru ingin mengemukakan
ide dan menguraikan materi pelajaran menurut pandangannya ke arah peningkatan.
Usaha-usaha yang bersifat individu tersebut perlu dikoordinasi. Itulah fungsi
supervisi.
b. Usaha-usaha sekolah
Sekolah dalam menentukan
kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas setiap kegiatan sekolah, termasuk
program-program sepanjang tahun ajaran, perlu ada koordinasi yang baik.
c. Usaha-usaha bagi
pertumbuhan jabatan
Setiap guru ingin
bertumbuh dalam jabatannya. Oleh karena itu, guru selalu belajar terus menerus,
mengikuti seminar, workshop, dan lain-lain. Mereka berusaha meningkatkan diri
agar lebih baik. Untuk itu, perlu ada koordinasi yang merupakan tugas dari
supervisi.
2. Memperlengkapi kepemimpinan
sekolah
Kepemimpinan merupakan
suatu ketrampilan yang harus dipelajari dan membutuhkan latihan yang terus-menerus.
Salah satu fungsi supervisi adalah melatih dan memperlengkapi guru-guru agar
mereka memiliki ketrampilan dalam kepemimpinan di sekolah.
3. Memperluas pengalaman guru
Supervisi harus dapat
memotivasi guru-guru untuk mau belajar dari pengalaman nyata dilapangan.
Melalui pengalaman baru ini mereka dapat belajar untuk memperkaya pengetahuan
mereka.
4. Menstimukasi usaha-usaha
sekolah yang kreatif
Seorang supervisi harus
bisa memberikan stimulus agar guru-guru tidak hanya berdasarkan instruksi
atasan, tetapi mereka adalah pelaku aktif dalam proses belajar mengajar.
5. Memberi fasilitas dan
penilaian yang terus menerus
Penilaian yang diberikan
harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Mengadakan penilaian secara teratur
merupakan suatu fungsi utama dari supervisi pendidikan.
6. Menganalisis situasi belajar
mengajar
Tujuan dari supervisi
adalah untuk memperbaiki situasi belajar mengajar. Penganalisisan memberi
pengalaman baru dalam menyusun strategi dan usaha ke arah perbaikan.
7. Memberikan pengetahuan dan
ketrampilan kepada setiap anggota staf supervisi berfungsi untuk memberikan
dorongan stimulasi dan membantu guru agar dapat mengembangkan pengetahuan dalam
ketrampilan mengajar.
8. Memberi wawasan yang lebih
luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan
meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
- Prinsip Dasar Supervisi
Menurut Sahertian (2008:
20), supervisi memiliki prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan sebagai
berikut.
1. Prinsip Ilmiah (scientific).
Prinsip ini mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kegiatan supervisi
dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan
pelaksanaan proses belajar mengajar.
b. Untuk memperoleh data perlu
diterapkan alat perekam data.
c. Setiap kegiatan
supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.
2. Prinsip Demokratis
Demokratis mengandung
makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atas
bawahan, melainkan berdasarkan rasa kesejawatan.
3. Prinsip Kerja sama
Mengembangkan usaha
bersama, atau menurut istilah supervisi sharing of idea, sharing of experience,
memberi support mendorong, dan menstimulasi guru sehingga mereka merasa tumbuh
bersama.
4. Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa
termotivasi dalam mengembangkan potensi kreatifitas jika supervisi mampu
menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang
menakutkan.
Selain empat prinsip supervisi diatas, juga terdapat prinsip
supervisi menurut Gunawan (2002: 196).
1. Prinsip fundamental/dasar
Setiap pemikiran, sikap,
dan tindakan seorang supervisor harus berdasar/berlandaskan pada sesuatu yang
kukuh, kuat serta dapat dipulangkan kepadannya.
2. Prinsip praktis
Dalam pelaksanaan
sehari-hari seorang supervisor berpedoman pada prinsip positif dan prinsip
negatif.
Prinsip positif seorang
supervisor, antara lain sebagai berikut.
a. Supervisi harus
konstruktif dan kreatif
b. Supervisi harus harus
dilakukan berdasarkan hubungan profesional, bukan berdasar hubungan pribadi.
c. Supervisi hendaknya
progresif, tekun, sabar, tabah, dan tawakal.
d. Supervisi hendaklah dapat
mengembangkan potensi, bakat, dan kesanggupan untuk mencapai kemajuan.
e. Supervisi hendaklah
senantiasa memperhatikan kesejahteraan dan hubungan baik yang dinamik.
Sementara prinsip
negatif seorang supervisor, antara lain sebagai berikut
a. Supervisi tidak boleh
memaksakan kemauannya kepada orang-orang yang disupervisi.
b. Supervisi tidak boleh
dilakukan berdasarkan hubungan pribadi, keluarga, pertemanan, dan sebagainya.
c. Supervisi hendaknya
tidak menutup kemungkinan terhadap perkembangan dan hasrat untuk maju bagi
bawahannya dengan dalih apapun. Supervisi tidak boleh terlalu cepat
mengharapkan hasil dan mendesak bawahan.
- Tipe Supervisi Pendidikan
1. Otokratis : supervisor
penentu segalanya
2. Demokratis : mementingkan
musyawarah mufakat dan bekerjasama atau gontong royong secara kekeluargaan.
3. Pseudo/Quasi demokratis
(demokratis semu)
Dalam praktiknya sering
terdapat seorang supervisor yang berbuat seolah-olah demokratis, seperti
mengadakan rapat untuk memusyawarahkan sesuatu permasalahan tetapi dalam rapat
tersebut supervisor berusaha memaksakan rencananya/keinginannya untuk dituruti
bawahannya dengan cara/muslihat yang halus dan licin.[11]
4. manipulasi diplomatis :
mengarahkan orang yang disupervisi untuk melaksanakan apa yang dikehendaki
supervisor dengan cara musulihat
5. laissez-faire : memberikan
kebebasan dan keleluasan kepada orang yang disupervisi untuk melakukan apa yang
dianggap mereka baik.
BAB III
PENUTUP
Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf
sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi
belajar-mengajar yang lebih baik. Orang yang melakukan supervisi disebut dengan
supervisor.Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran
pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun
yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru.
Tujuan supervisi pendidikan ialah mengembangkan situasi belajar
mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.
Fungsi dan tujuan supervisi pendidikan diantaranya adalah Sebagai arah
pendidikan,tujuan sebagai titik akhir, tujuan sebagai titik pangkal mencapai
tujuan lain. Dalam hal ini, tujuan pendidikan yang satu dengan yang lain merupakan
satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Supervisi memiliki tujuan yang sangat penting untuk dicapai, oleh
karena itu supervisi tentunya memiliki manfaat yang sangat penting. Diantara
manfaat supervisi adalah Mengkoordinasi semua usaha sekolah, Memperlengkapi
kepemimpinan sekolah, Memperluas pengalaman guru, Menstimukasi usaha-usaha
sekolah yang kreatif, Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus dan
masih banyak lagi manfaat atau fungsi supervisi pendidikan tersebut. Selain
memiliki tujuan dan fungsi, supervisi juga memiliki prinsip dasar dalam proses
pelaksanaannya. Kemudian supervisi juga memiliki berbagi tipe, diantarannya
adalah otokrasi, demokratis, demokratis semu, manipulasi diplomasi bdan Laissez-faire.
DAFTAR PUSTAKA
Maryono. 2011. Dasar-Dasar & Teknik Menjadi Supervisor
Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Nawawi, Hadari. 1993. Administrasi Pendidikan. Jakarta:
Haji Masagung
Rifai, Moh. 1982. Supervisi Pendidikan. Bandung:
Jemmars
Subari. 1994. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan
Situasi Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Subroto, Suryo. 1988. Dimensi-dimensi Administrasi
Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar